BEI Jelaskan Penyebab Turunnya Jumlah Emiten Baru Sejak 2023

01ka2xt5a4baex323d0yxch4gn
Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rachman (ketiga kanan), mengikuti acara Media Gathering Capital Market Journalist Workshop di Bali, Sabtu (15/11/2025). Foto: Muhammad Fhandra Hardiyon/kumparan

Bursa Efek Indonesia (BEI) mengungkapkan faktor utama di balik menurunnya jumlah perusahaan yang melantai di bursa dalam dua tahun terakhir. Direktur Utama BEI, Iman Rachman, menegaskan bahwa fenomena ini bukan dipicu oleh kebijakan bursa, melainkan berkurangnya jumlah perusahaan yang benar-benar layak atau eligible untuk melakukan penawaran umum perdana (Initial Public Offering/IPO).

Jumlah Perusahaan Layak IPO Menyusut

Dalam acara Media Gathering Capital Market Journalist Workshop di Bali, Sabtu (15/11), Iman menjelaskan bahwa BEI tidak dapat mengintervensi atau memaksa perusahaan untuk melakukan IPO. Keputusan untuk melantai di bursa sangat bergantung pada kesiapan internal perusahaan, serta hasil penilaian dari penjamin emisi dan regulator.

“Kita kan sekarang ini terkena jumlah yang masuk. Kalau kita lihat memang itu (paling banyak) di tahun 2023. Pertanyaannya adalah kita bukan bicara kami fokus ke lighthouse, tetapi selain target jumlah, kita juga punya target internal,” jelasnya.

Iman menegaskan bahwa proses IPO merupakan keputusan bisnis yang harus memenuhi aspek regulasi, tata kelola, dan kesiapan finansial. Karena itu, ketika perusahaan-perusahaan yang memenuhi kriteria berkurang, maka jumlah IPO secara otomatis ikut turun.

Pencapaian IPO Turun Tajam pada 2024 dan 2025

Pada 2023, BEI mencatat 79 IPO, yang tercatat sebagai jumlah tertinggi sepanjang sejarah bursa. Namun momentum tersebut tidak berlanjut.

Pada 2024, jumlah IPO turun drastis menjadi 41 perusahaan. Sementara hingga 7 November 2025, baru 24 perusahaan yang resmi mencatatkan sahamnya di BEI, jauh dari target 45 perusahaan pada tahun ini.

“Kalau kita lihat bahwa hari ini target 45 baru 24 (tahun ini). Nah itulah kondisi saat ini perusahaan-perusahaan yang eligible,” tegas Iman.

BEI Targetkan Emiten Besar Tanpa Abaikan Emiten Kecil

Selain mengejar peningkatan jumlah perusahaan tercatat, BEI juga memiliki target strategis untuk menghadirkan perusahaan besar atau lighthouse di pasar modal. Iman menegaskan bahwa keberadaan perusahaan berskala besar dapat memperkuat struktur pasar dan meningkatkan daya tarik investor.

“Jadi jangan salah paham, yang kecil-kecil nggak usah. Nggak kayak gitu. Tetapi lighthouse-nya menjadi target tambahan di samping jumlah,” ujarnya.

Iman menambahkan bahwa perusahaan kecil dan menengah tetap memiliki ruang untuk masuk bursa selama memenuhi persyaratan yang ditetapkan. Namun BEI juga mendorong lebih banyak perusahaan besar untuk IPO agar pasar modal Indonesia semakin solid dan kompetitif.

Tantangan dan Harapan bagi Pasar Modal

Turunnya jumlah emiten baru menjadi tantangan tersendiri bagi pasar modal Indonesia. Meski demikian, BEI tetap optimistis bahwa dengan peningkatan literasi keuangan, perbaikan kualitas tata kelola perusahaan, dan kolaborasi dengan regulator, jumlah perusahaan yang siap IPO akan kembali meningkat.

Bagi BEI, kualitas dan kesiapan perusahaan untuk go public tetap menjadi prioritas, bukan sekadar mengejar angka. Pendekatan ini diharapkan menciptakan ekosistem pasar modal yang sehat, stabil, dan inklusif bagi seluruh pemangku kepentingan. (***)

Dunia Sudah Canggih! Kreatiflah Sedikit...